Pages

Senin, 09 September 2013

Mengenal Dasar-dasar Teknik Photography

Ada beberapa teknik yang perlu kita ketahui dalam pengambilan gambar di dunia photography.Tujuan dari dilakukannya hal ini, adalah untuk memperoleh sumber gambar yang bagus pada saat editing photo nantinya. Kalian tidak mau kan? momen-momen indah kalian bersama orang terdekat ketika sedang bersama tidak di abadikan atau di dokumentasikan dalam bentuk foto.

Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film. Disini saya akan membahas mengenai berbagai angle yang dipakai dalam dunia photography. Secara sekilas ada kesamaan antara penentuan angle di photography dan filmography.

Pada saat pengambilan gambar, kalian harus menghindari penggunaan zoom yang berlebihan. Karena, hal ini bisa menyebabkan gambar menjadi blur / tidak fokus (out of focus), terutama pada kamera yang memiliki zoom digital yang tidak memiliki Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (VR).






Out of focus

Untuk dapat bereksplorasi dalam pengambilan gambar, Ada 5 macam angle (sudut pandang)yang dapat dipakai, untuk menghasilkan kualitas photo yang mengesankan diantaranya : sepertiBird Eye View (atas objek), High Angle (arah atas objek), Low Angle (arah bawah objek), Eye Level (sejajar dengan pandangan objek), dan Frog Eye (bawah objek) . Diharapkan, dengan melakukan hal ini, hasil dari pengambilan gambar akan lebih menarik dan artistik. Waduh Berat banget bahasany  ^_^

Dibawah ini ada beberapa contoh photo dari ke 5 angle diatas.


Bird Eye View

Istilah yang dipakai jika kita mengambil gambar dari sudut yang sangat tinggi dari objek. Disebut bird eye view karena gambar yang dihasilkan sama seperti pandangan burung yang sedang terbang diangkasa.








High Angle


Cara pengambilan gambar yang dilakukan tepat diatas objek. Letak kamera yang lebih tinggi daripada objek mengharuskan kamera menunduk sehingga berkesan gambar menjadi 3 dimensi.







Low Angle

Pengambilan gambar yang dilakukan dari bagian bawah objek. Sudut ini sering digunakan untuk memotret gedung gedung agar terlihat kesan yang megah dan mewah.





Low Angle

Pengambilan sudut yang dilakukan sejajar dengan tubuh objek. Efek yang dihasilkan dari pengambilan angle ini adalah gambar objek sejajar dengan sang fotografer






Frog Eye

Sudut yang diambil yaitu sejajar permukaan tanah tempat objek berada. Sehingga kesannya sang objek menjadi seperti raksasa (tapi bukan betulan lho). Disebut frog eye karena gambar yang dihasilkan seperti pada mata katak yang besar itu (tapi kalau liat katak sungguhan? nggak mau ah...)





Sedikit Tips Buat Teman-teman nih ...

Dalam pengambilan gambar Jangan terpaku dengan objek utama saja, masih banyak objek – objek disekitarnya yang bisa kalian perhatikan.
Jangan mengambil gambar pada tempat – tempat yang pencahayaannya kurang. Gunakan cahaya tambahan pada kamera kalian untuk menambah pencahayaan.
Untuk menghindari guncangan pada saat pengambilan gambar, sebaiknya gunakan Tripod. Penggunaan tripod ini juga bisa memperhalus gambar ketika melakukan transisi.


Tripod
nah , sekian dulu share nya yaa agan .. :D

Mengenal Tiga Elemen Dasar Fotografi

Headline


Bagi yang ingin 'naik kelas' dari mode auto ke mode manual serta ingin menyalurkan jiwa kreatif ke dalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya terlebih dahulu pahami konsep eksposur.

Ada tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur yang kerap disebut sebagai Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah: ISO (ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya), Aperture (seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil), dan Shutter Speed (rentang waktu 'jendela' di depan sensor kamera terbuka). Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur.

Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya. Ketiga elemen ini adalah dasar yang wajib diketahui oleh fotografer.

Marilah kita bahas satu persatu dari ketiga elemen ini.







ISO

Secara definisi, ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO adalah kode nomor untuk merepresentasikan kebutuhan cahaya untuk menangkap foto.

Kode ini telah diverifikasi oleh International Standard Organization. Ada beberapa kalangan menganalogikan dengan ASA (American Standard Association) untuk kamera lawas yang masih menggunakan media film.

Namun secara fungsi dapat kita pahami secara sederhana. Semakin gelap situasi kita mengambil foto, maka kita membutuhkan ISO semakin tinggi. Sedangkan apabila situasi semakin terang, maka kita harus merendahkan ISO pada kamera.

Namun ada sedikit kekurangan saat kita meninggikan ISO pada kamera kita. Ternyata hasil jepretan akan semakin kelihatan grainy saat kita semakin menaikkan ISO.

Secara kasat mata terlihat bintik-bintik berwarna-warni di hasil jepretan. Hal ini dikenal dengannoise. Namun untuk kamera high-end sudah ada filter noise, sehingga dapat mengurangi masalah warna yang grainy tersebut.

Biasanya kamera DSLR menyediakan opsi manual ISO 100, 200, 400, 800 dan seterusnya. Dan ada pilihan auto ISO yang dapat dipakai untuk segala keadaan. Namun, tentu saja lebih mantap kalau kita mempunyai kemampuan untuk menentukan kebutuhan ISO menyesuaikan kondisi cahaya saat mengambil gambar.

Yang perlu diingat lagi adalah, dengan mengatur tinggi rendahnya ISO di kamera belum menjamin hasil jepretan kita akan selalu bagus. Karena pemilihan ISO juga harus disandingkan dengan pemilihan Aperture (bukaan lensa) dan Shutter Speed yang tepat. Namun yang terpenting, Anda harus selalu mengasah feeling guna mendapatkan momentum yang pas.

Jadi kesimpulannya, semakin tinggi setting ISO di kamera kita maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya.











Aperture


Definisi Aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto. Saat kita memencet tombol jepret, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, maka settingAperture yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka.

Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor. Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/ Aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6.

Seperti diungkap di atas, fungsi utama Aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang di depan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk). Serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.

Jadi dalam kenyataannya, setting Aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkan setting f/22 misalnya (Anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.











Shutter Speed

Secara definisi, Shutter Speed atau dalam bahasa Indonesia disebut 'Kecepatan Rana', adalah rentang waktu saat shutter di kamera Anda terbuka. Secara lebih mudah, Shutter Speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto.

Bahasa simpelnya Shutter Speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Pada waktu kita menjepret, shutter a kan terbuka selama beberapa waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa. Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed .

Logikanya, semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk. Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam.

Satuan dari Shutter Speed adalah detik. Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture. Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya, waktu Shutter Speed tinggal di bagi 2. Dan sebaliknya, untuk menambah cahaya menjadi dua kali sebelumnya tinggal dikalikan 2.

Jika kita memilih 1/100, shutter akan terbuka selama 1/100 detik. Begitu pula dengan jika kita memilih Shutter Speed 2, maka shutter akan terbuka selama 2 detik. Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi (shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).

Pada kamera DSLR Canon EOS 500D misalnya, Shutter Speed yang dapat digunakan adalah 30 detik hingga 1/4000 detik. Rentang nilai Shutter Speed pada kamera tipe/ merk lain kurang lebih sama.

Namun pada beberapa kamera pro (seperti Canon EOS 7D), kecepatan Shutter Speed-nya bisa sampai 1/8000 detik. Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat.

Teknis dengan menggunakan Shutter Speed yang rendah (slow speed), biasanya digunakan pada kondisi kurang cahaya. Shutter dibuka lebih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan.

Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak, akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren. Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek jalur cahaya/ lightrail. Lampu dari mobil2 yang berseliweran akan direkam dalam sensor.

Namun ketika memotret dengan slow speed, kita memerlukan sebuah tripod untuk menopang kamera kita. Jika tidak, maka foto yang dihasilkan akan blur karena kamera pasti akan goyang. Manusia normal tidak akan kuat berdiri diam memegangi kamera selama beberapa detik tanpa goyang.

Pada kamera-kamera DSLR juga terdapat pilihan 'Bulb' yang ditandai dengan huruf B. Dengan menggunakan Blub, artinya kecepatan terbuka dan tertutupnya tirai di tentukan sendiri oleh klik telunjuk kita pada tombol shutter.

Pilihan Bulb ini dapat menjadi alternatif ketika kita tidak menemukan Shutter Speed yang disediakan oleh DSLR. Tapi yang perlu diingat, dalam menggunakan Bulb terkadang memang membutuhkan naluri yang kuat.

Demikianlah penjabaran dari tiga elemen dasar fotografi yang dikenal sebagai Segitiga Fotografi. Bawa terus kamera Anda, dan jangan pernah ragu untuk selalu memotret.

sekian dulu yaaa , terima kasih ...

Belajar Teknik Fotografi Untuk Pemula

Mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah ada cara belajar fotografi yang gampang dan mudah dipahami? Apakah Ada tips, trik atau teknik fotografi untuk yang baru belajar? Pertanyaan-pertanyaan ini yang sering ditanyakan oleh pemula. Sebenarnya banyak buku dan website mengenai fotografi dimana penjelasan teknik fotografi dari ISO, Aperture, shutter speed dll cukup lengkap namun yang menjadi kendala adalah dari mana harus memulai belajar fotografi. Belajar tentunya tidak bisa langsung bisa, tentunya ada langkah-langkah yang harus dipahami. Bagi sebagian orang seperti saya pembelajaran haruslan runtun satu persatu ada alurnya. Berikut ada langkah-langkah yang bisa membantu untuk belajar teknik fotografi bagi pemula yag kebingungan harus memulai dari mana:




Pahami dahulu bagaimana kamera anda bekerja. Coba pelajari tombol-tombol di kamera anda, pahami fungsinya apa saja. Jangan lupa menu dan fungsi-fungsi juga, buku petunjuk atau manual book jangan sampai hilang karena buku ini penting bila kamera anda berbeda dengan kamera yang banyak digunakan orang. Aplikasi teknik fotografi apapun tanpa penguasaan kamera DSLR hasilnya tidak akan maksimal. Sekedar pengetahun ada baiknya anda juga mengerti perbedaan antara kamera DSRL yang professional dan pemula, kenapa? Sebenarnya prinsip kamera semua sama namun ada beberapa fasilitas pada kamera DSLR professional yang tidk ada di kamera pemula. Anda bisa membaca kembali post anatomi Kamera DSLR dan perbedaan kamera DSLR Pemula dan Proffesional
Selanjutnya adalah mempelajari tiga kompenen penting dalam fotografi yang sering disebut juga segitiga eksposure yaitu: shutter speed, aperture, dan ISO. Terkadang beberapa fotografer melakukan kombinasi dari ketiga hal diatas dan menciptakan teknik fotografi yang baru. Semisal shutter speed rendah dengan Aperture besar untuk memotret low light dimalam hari.

a. Shutter speed
Penjelasan secara teoritis silakan baca post tiga komponen penting fotografi-shutter speed. Coba anda bermain-main sekaligus bereksperimen dengan shutter speed, tau dimana letak pengaturan shutter speed kan? Silahkan baca kembali tulisan diatas. Anda bisa bereksperimen di jalan, foto salah satu kendaraan yang lewat dari pinggir jalan dengan penaturan shutter speed 1/30 dan 1/100. Bandingkan hasilnya diantara dua kecepatan shutter. Pada angkan 1/30 hasil nya, objek foto akan seperti berkelebat sedangkan pada angka 1/100 objek foto tampak seperti membeku.

b. Aperture


Penjelasan teoritisnya bisa dilihat pada post tiga komponen penting fotografi: Aperture. Aperture dalam bahasa Indonesia berarti diafragma kamera. Aperture juga erat kaitannya dengan Depth of Field (Dof), silahkan baca teorinya di Memahami Depth of Field. Semakin besar anda membuka aperture dan ditandai dengan angka bukaan yang kecil f 1.8, f 2.4, maka semakin banyak cahaya yang masuk kedalam sensor/film. Silahkan anda mencoba memfoto objek dengan bukaan aperture yang besar semisal dengan f 1.8 maka hasilnya background akan blur dan tajam hanya pada objek saja biasanya teknik fotografi ini digunakan untuk fotografi portrait. Berbeda bila anda memfoto dengan aperture dengan bukaan kecil seperti f 8/ f 11 maka seluruh bagian foto akan tampak tajam dan teknik fotografi ini cocok untuk fotografi landscape.

c. ISO

Sebelum saya memberikan contoh dalam penggunaan ISO ada baiknya membaca post tiga komponen penting dalam fotografi: ISO. Hal ini penting bagi pemula karena penggunaan ISO sangat terkaitan dengan noise, dengan ISO yang rendah maka noise di foto akan berkurang dan ini salah satu tips mengatasi noise. Anda bisa bereksperimen dengan mengubah-ubah angka ISO di kamera anda pada saat memotret foto. Hasilnya silahkan lihat anda memperbesar foto di computer, Akan terlihat perbedaan yang jelas. Salah satu teknik untuk mendapatkan foto yang tajam anda harus mengkombinasikan ISO yang rendah dengan aperture bukaan besar, teknik fotografi ini mudah digunakan dan diaplikasn dan hasilnya memuaskan.


Langkah ketiga yang perlu anda pelajari agar foto anda terlihat menarik adalah adalah memahami

a. prinsip umum seni

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan dan tekanan. Prinsip keseimbangan ini sangat penting karena tanpa keseimbangan yang tepat maka foto akan terlihat ganji. Aplikasi dari teknik fotografi ini semisal anda menemukan beberapa obyek batu yang berwarna ringan (terang) lalu anda hendak memotretnya maka yang diperlukan adalah anda perlu mencari sesuatu yang gelap untuk mengimbanginya dengan bebatuan yang gelap. Selanjutnya menimbulkan pada tekanan pada foto anda, ada beberapa macam cara seperti objek yang kontras, mengisolasi objek, penempatan objek yang tepat, objek yang menampilkan irama, dan kesatuan dari cara-cara yang sudah dijelaskan sebelumnya.

b. unsur visual

Didalam foto sebaik anda menambahkan unsur visual seperti garis, bidang (shape), warna, texture, dan pola. Foto akan terasa hampa bila dan kosong bila anda tidak beberapa unsur tersebut, tidak perlu semuanya paling tidak satu terutama untuk fotografi landscape kaena hal ini yang menjadikan foto tersebut menarik.



Memilih juga sangat penting, persepektif juga dapat ditimbulka memalui pengambilan sudut foto. Ada beberapa cara untuk pengambilan sudut foto dan semuanya akan menampilkan karakteristik foto yang berbeda-beda. Sudut pengambilan gambar tergantung fotografer menempatkan kamera untuk mengambil sebuah objek. Pengambilan sudut gambar akan sangat mempengaruhi pemirsa yang melihat foto anda sekaligus teknik fotografi ini akan mempengaruhi hasil foto yang anda ambil. Sudut pengambilan ada beberapa macam seperti profile angle, full frontal angle, side angle, high angle, low angle, dan back angle. Untuk memahami bagaimana aplikasi teknik fotografi ini silahkan baca kembali post saya Tips Teknik Fotografi Pengambilan Sudut Foto.

d. The rule of third.

The rule of third adalah cara menempatkan objek di dalam frame foto. The rule of thirds adalah pembagian bidang gambar menjadi tiga bagian vertical dan tiga bagian horizontal. Garis-garis vertical dan horizontal ini merupakan posisi penempatan objek paling ideal. Dalam dunia fotografi, the Rule of third atau aturan 1/3 bagian adalah petunjuk bagaimana caranya memposisikan obyek di 1/3 bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Teknik fotografi ini juga termasuk dalam mengkomposisikan obyek kedalam satu frame, dengan posisi yang tepat mengikuti acuan aturan sepertiga itu. Aturan ini mungkin lebih tepat disebut sebagai panduan, sebab tidak selamanya penempatan obyek di 1/3 bagian foto itu nikmat untuk dilihat bergantung dari obyek dan hasil foto yang dihasilkan oleh fotografer.

sekian dulu dari saya gan , terimakasih ....

FOTOGRAFI


Dunia Fotografi - Hampir setiap orang yang menenteng sebuah kamera pasti menginginkan membuat sebuah foto yang membuat orang lain mengucapkan: "Wow! Foto yang bagus!", tetapi sayangnya hanya beberapa orang yang berhasil mendapatkannya. Kenapa? Mungkin karena tidak banyak orang yang mengetahui apa sebenarnya yang membuat sebuah foto itu bagus menurut kebanyakan orang. Berikut ini adalah beberapa faktor yang membuat sebuah foto menjadi luar biasa.



1. Foto bagus adalah yang terkomposisi dengan benar - Banyak sekali buku maupun artikel yang mengulas tentang komposisi dalam fotografi, dan memang sebaikna Sobat menyisihkan waktu membaca apa yang diulas didalamnya. Untuk sementara beriku ini adalah beberapa tips yang layak untuk diingat:
Mendekatlah ke subyek foto. Sebagai contoh jika Sobat melihat sebuah bunga mawar yang terlihat menarik dengan embun pagi di kelopak bunganya, maka mendekatlah pada bunga tersebut. Semak-semak yang ada di sekelilingnya bisa menjadi pengalih perhatian (distraction). Contoh yang lain: Jika Sobat sedang memotret wajah kegemberiaan dari seorang anak kecil ketika memenangkan sebuah perlombaan sepak bola, maka tunjukkan sedikit lapangan bola di belakang mereka sehingga penikmat foto bisa menggambarkan secara penuh. Gambar tersebut bukan tentang seorang anak yang bahagia, melainkan tentang seorang anak yang memenangkan sebuah pertandingan sepakbola, tunjukkan hal tersebut pada penikmat foto kalian.
Framing. Jika Sobat memotret sebuah landscape, cobalah gunakan cabang pepohonan sebagai foreground. Sobat juga bisa menggunakan framing ketika memotret orang, sebagai contoh Sobat bisa melakakun framing pada sekelompok anak kecil yang bermain di taman menggunakan ayunan sebagai foreground. Cobalah sekreatif mungkin.
Gunakan Rule of Thirds. Percayalah komposisi ini mudah untuk dilakukan, bayangkanlah tiga garis horisontal yang melintang pada foto kalian, dan bayangkan juga tiga garis vertikal pada foto yang salam. Titik singgung antara garis-garis tersebut merupakan bagian terpenting dimana kalian meletakkan subyek dalam foto kalian. Cobalah memotret menggunakan prinsip komposisi ini, dan cobalah juga untuk meletakkan subyek ditengah-tengah dan lihatlah bagaimana perbedaannya.


2. Foto bagus adalah foto yang memiliki exposure yang pas - Foto yang memilikiexposure buruk tidak akan pernah menjadi foto yang hebat. Meskipun anda mengolahnya dengan perangkat editing gambar sekalipun tidak akan memberikan hasil yang bagus dibandingkan foto yang memiliki exposure yang benar. Luangkan waktu untuk mempelajari bagaimana menggunakan metering pada kamera digital kalian.




3. Foto bagus bisa memainkan perasaan - Sebuah foto yang bagus mampu membangkitkan emosi, dari tertawa melihat foto kucing konyol yang terjerat tali sampi perasaan sedih dan ngeri ketika melihat foto korban perang. Foto setidaknya harus membangkitkan perasaan yang kuat pada penikmat foto, jadi sebelum kita menekan tombol shutter, tanyakan pada diri Sobat sendiri emosi apa yang ingin kalian hadirkan pada foto tersebut. Identifikasikan perasaan sebelum Sobat memotret, dan secara otomatis foto-foto kalian akan mengalami peningkatan.




4. Foto bagus adalah yang bercerita - Pertama mendengar hal ini mungkin akan sedikit susah mempercayainya, tetapi sebuah foto yang bagus selalu menyampaikan sebuah cerita. Jika foto tersebut adalah foto seseorang, maka foto yang bagus adalah menceritakan siapa orang tersebut. Sebuah foto siswa selalu memotret bagaimana "tampang" siswa tersebut, dan jarang bercerita siapa sebenarnya anak tersebut.




5. Foto bagus adalah yang menceritakan sesuatu tentang kehidupan - Foto bagus adalah yang menceritakan sesuatu pada penikmat foto dan bukan hanya bagaimana suatu obyek tampak. Mereka memperlihatkan lebih dari sebuah subyek foto. Sebuah foto yang batus menceritakan tentang sesuatu tentang kehidupan itu sendiri. Foto tersebut bisa membuat seseorang berpikir. Sebuah foto kucing yang sedang bermain dengan untaian benang atau tali bisa memperlihatkan bagaimana kehidupan sebenarnya bisa menyenangkan dan kita bisa bermain jauh dari pemikiran negatif. Foto sebuah pegunungan tidak lagi menjadi menarik ketika penikmat foto hanya bisa melihat bebatuan. Dengan menyertakan jurang bisa memberikan cerita kehidupan bisa menjadi berbahaya. Gunakan foto kalian untuk menyampaikan hal-hal yang Sobat ketahui kebenenarannya dalah kehidupan.